Banyak orang mengira kemiskinan datang karena takdir atau kurangnya kesempatan. Padahal, tanpa disadari, banyak yang justru menjebak diri sendiri lewat kebiasaan yang dianggap “normal”.
1. Ikut Arisan Tanpa Perhitungan
Arisan sering dianggap solusi menabung, padahal:
-
Uang keluar rutin tanpa fleksibilitas
-
Saat dapat di awal → habis untuk konsumsi
-
Saat dapat di akhir → sudah tergerus inflasi
Alih-alih menambah aset, uang hanya berpindah tangan.
2. Terjebak Judi Online
Ini salah satu penyebab kemiskinan tercepat:
-
Selalu kalah dalam jangka panjang
-
Menumbuhkan mental instan
-
Menghancurkan logika dan emosi
Tidak ada orang yang kaya konsisten dari judi, yang ada bandar kaya dari pemain miskin.
3. Tradisi & Acara yang Berlebihan
Acara 7 harian, 40 hari, hajatan mewah, gengsi sosial:
-
Biaya besar
-
Manfaat ekonomi nol
-
Hanya demi “kata orang”
Banyak keluarga jatuh miskin bukan karena kurang penghasilan, tapi karena budaya boros.
4. Membeli Barang Agar Terlihat Kaya
HP mahal, motor kredit, baju bermerek:
-
Demi validasi sosial
-
Bukan untuk produktivitas
Orang miskin ingin terlihat kaya, orang kaya ingin semakin kaya.
5. Takut Berbeda dari Kebanyakan
-
Takut dibilang pelit
-
Takut dibilang aneh
-
Takut menolak ajakan yang tak perlu
Padahal kemajuan datang dari keputusan yang berbeda, bukan ikut arus.
6. Salah Lingkaran Pertemanan
Lingkungan yang isinya:
-
Ngobrol tanpa tujuan
-
Mengeluh tanpa solusi
-
Hura-hura tanpa rencana
Akan menyeret pola pikir dan keuangan ke level yang sama.
7. Menghabiskan Uang Sebelum Menghasilkannya
Gaji belum turun, cicilan sudah jalan.
Bonus belum ada, pengeluaran sudah direncanakan.
Ini kebiasaan yang memastikan seseorang tetap miskin selamanya.
8. Tidak Menghargai Waktu
Waktu habis untuk:
-
Scroll tanpa arah
-
Drama tak penting
-
Hiburan berlebihan
Padahal orang kaya menukar waktu dengan aset, bukan sebaliknya.
Kesimpulan
Kemiskinan sering bukan karena kurang rezeki,
tetapi karena salah kebiasaan, salah prioritas, dan salah pergaulan.
Jika ingin keluar dari lingkaran ini:
-
Kurangi gengsi
-
Perbanyak logika
-
Berani berbeda
-
Fokus ke aset, bukan gaya hidup
Tidak semua yang terlihat normal itu benar, dan tidak semua yang berbeda itu salah.
