Masih banyak orang tua yang tanpa sadar memandang anak sebagai aset masa depan: penopang ekonomi, sumber kebanggaan, atau pelanjut cita-cita pribadi. Dalam Islam, cara pandang ini tidak tepat. Anak adalah amanah dari Allah, bukan milik mutlak orang tua, apalagi sekadar alat untuk meraih keuntungan dunia.
Islam menegaskan bahwa setiap anak adalah tanggung jawab besar yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
Dalil Al-Qur’an: Anak Adalah Amanah, Bukan Aset
1. Anak sebagai Ujian dan Titipan
Allah berfirman:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (ujian), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
(QS. Al-Anfal: 28)
Ayat ini menegaskan bahwa anak bukan harta, melainkan ujian. Ujian berarti amanah yang harus dijaga, dididik, dan diarahkan, bukan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
2. Tanggung Jawab Orang Tua atas Keselamatan Anak
Allah juga berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(QS. At-Tahrim: 6)
Ayat ini menunjukkan bahwa tanggung jawab orang tua bukan hanya memberi makan dan sekolah, tetapi membimbing anak agar selamat dunia dan akhirat.
Dalil Hadits Shahih: Setiap Orang Tua Akan Dimintai Pertanggungjawaban
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang ayah adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits shahih ini menegaskan bahwa anak bukan aset, melainkan tanggung jawab kepemimpinan. Kepemimpinan berarti melayani, membimbing, dan melindungi — bukan menuntut hasil.
Bahaya Menganggap Anak sebagai Aset
Jika anak diposisikan sebagai aset, maka yang sering terjadi adalah:
-
Anak dibebani target berlebihan
-
Prestasi dijadikan ukuran cinta
-
Anak kehilangan kebebasan tumbuh sesuai fitrah
-
Orang tua mudah kecewa dan marah
Padahal, Rasulullah ﷺ dikenal lembut kepada anak-anak, bukan menekan mereka dengan ambisi.
Pola Asuh Islami: Anak sebagai Amanah
Dalam Islam, pola asuh yang benar berangkat dari kesadaran bahwa:
-
Anak adalah titipan Allah
-
Orang tua hanya perantara pendidikan
-
Hasil akhir bukan di tangan manusia
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih utama daripada pendidikan akhlak yang baik.”
(HR. Tirmidzi – hasan)
Ini menunjukkan bahwa nilai dan akhlak jauh lebih penting daripada prestasi dunia.
Kesimpulan
Anak itu bukan aset, tapi tanggung jawab.
Ia bukan alat pemuas ambisi, melainkan amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Islam mengajarkan orang tua untuk fokus pada pendidikan iman, akhlak, dan kasih sayang, bukan semata hasil dan balasan.
Ketika orang tua memahami hal ini, hubungan keluarga menjadi lebih sehat, anak tumbuh lebih bahagia, dan peran orang tua dijalani dengan penuh keikhlasan.
